Sebuah riset yang barusan diterbitkan pada the Journal of Clinical Sleep Medicine edisi April 2014 tunjukkan bahwa mendengkur dengan henti napas yang parah bakal tingkatkan resiko kematian, stroke serta kanker.
Masyarakat kita mungkin saja sudah punya kebiasaan dengan ngorok. Suara dengkuran yang mengganggu teman tidur kerapkali dikira juga sebagai suatu hal yang wajar, bahkan juga jadikan bahan tertawaan. Namun sebenarnya mendengkur menaruh potensi bahaya yang serius.
Henti nafas waktu tidur atau sleep apnea adalah satu diantara penyebab hipertensi, beragam penyakit jantung, diabetes, stroke, bahkan juga kematian.
Mendengkur terjadi lantaran saluran napas yang menyempit waktu tidur. Mengakibatkan saluran napas bisa tersumbat sampai tidak ada udara yang bisa lewat.
Cermati saja beberapa pendengkur. Di antara ngorok, terkadang diikuti episode sunyi, tetapi gerakan napas terlihat menghebat.
Penderita terlihat sesak seolah tercekik dalam tidurnya. Setelah beberapa waktu, saat itu juga ia bakal terlihat tersedak serta mengambil napas, lantas mendengkur kembali.
Namun tidak semua dengkuran bermakna sleep apnea. Pendengkur mesti melakukan kontrol tidur di laboratorium tidur terlebih dulu untuk memastikannya.
berat berdasarkan jumlah henti nafas perjam yang dialaminya.
Penelitian
Suatu tim peneliti di Australia mencatat serta ikuti 397 orang dewasa selama 20 tahun. Beberapa peserta dibawa dengkurnya lantas dikategorikan berdasar pada derajat keparahan sleep apnea.
Akhirnya, resiko kematian penderita sleep apnea yang tengah serta berat yaitu 4 kali lipat dari pendengkur tanpa sleep apnea.
Mereka juga mempunyai resiko 4 kali lipat terserang stroke. Sesaat kemungkinan menanggung derita kanker yaitu 2, 5 kali lipat serta kemungkinan meninggal disebabkan kanker yaitu tiga kali lipat.
Sejatinya mendengkur serta sleep apnea selalu dihubungkan dengankematian disebabkan penyakit jantung serta pembuluh darah.
Namun riset pada populasi kota Busselton di Australia ini dapat tunjukkan resiko kematian akibat kanker pada pendengkur. Ini memberi kemungkinan lain perihal jalinan obesitas dankanker.
Hubungan diantara sleep apanea serta kanker belum seutuhnya dipahami.
Kelompok peneliti di Spanyol temukan bahwa tikus dengan keadaan oksigen malam hari yang di buat serupa dengan pendengkur atau pasien sleep apnea, bakal sebabkan percepatan perkembangan sel-sel kanker.
Masyarakat kita mungkin saja sudah punya kebiasaan dengan ngorok. Suara dengkuran yang mengganggu teman tidur kerapkali dikira juga sebagai suatu hal yang wajar, bahkan juga jadikan bahan tertawaan. Namun sebenarnya mendengkur menaruh potensi bahaya yang serius.
Henti nafas waktu tidur atau sleep apnea adalah satu diantara penyebab hipertensi, beragam penyakit jantung, diabetes, stroke, bahkan juga kematian.
Mendengkur terjadi lantaran saluran napas yang menyempit waktu tidur. Mengakibatkan saluran napas bisa tersumbat sampai tidak ada udara yang bisa lewat.
Cermati saja beberapa pendengkur. Di antara ngorok, terkadang diikuti episode sunyi, tetapi gerakan napas terlihat menghebat.
Penderita terlihat sesak seolah tercekik dalam tidurnya. Setelah beberapa waktu, saat itu juga ia bakal terlihat tersedak serta mengambil napas, lantas mendengkur kembali.
Namun tidak semua dengkuran bermakna sleep apnea. Pendengkur mesti melakukan kontrol tidur di laboratorium tidur terlebih dulu untuk memastikannya.
berat berdasarkan jumlah henti nafas perjam yang dialaminya.
Penelitian
Suatu tim peneliti di Australia mencatat serta ikuti 397 orang dewasa selama 20 tahun. Beberapa peserta dibawa dengkurnya lantas dikategorikan berdasar pada derajat keparahan sleep apnea.
Akhirnya, resiko kematian penderita sleep apnea yang tengah serta berat yaitu 4 kali lipat dari pendengkur tanpa sleep apnea.
Mereka juga mempunyai resiko 4 kali lipat terserang stroke. Sesaat kemungkinan menanggung derita kanker yaitu 2, 5 kali lipat serta kemungkinan meninggal disebabkan kanker yaitu tiga kali lipat.
Sejatinya mendengkur serta sleep apnea selalu dihubungkan dengankematian disebabkan penyakit jantung serta pembuluh darah.
Namun riset pada populasi kota Busselton di Australia ini dapat tunjukkan resiko kematian akibat kanker pada pendengkur. Ini memberi kemungkinan lain perihal jalinan obesitas dankanker.
Hubungan diantara sleep apanea serta kanker belum seutuhnya dipahami.
Kelompok peneliti di Spanyol temukan bahwa tikus dengan keadaan oksigen malam hari yang di buat serupa dengan pendengkur atau pasien sleep apnea, bakal sebabkan percepatan perkembangan sel-sel kanker.
Sponsored Links